الأربعاء، 16 يناير 2013

MANUSIA DAN CINTA KASIH


MANUSIA DAN CINTA KASIH

A.  Arti Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) ataupun (rasa) sangat kasih atau tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta(kepada) atau menaruh balas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga dapat dikatakan kata kasih lebih memperkuat kata cinta. Karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan perasaan balas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir bersamaan, keduanya memiliki perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, sifatnya mengarah kepada orang atau yang di cintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan dengan kata sayang, kata ini mengandung pengertian lebih nyata dalam wujud cinta seseorang.
Cinta kasih merupakan panduan dua kata yang mengandung arti psikologis yang dalam dan sulit didefinisikan dengan rangkaian kata-kata. Namun secara  sederhana cinta dapat diartikan dengan keterkaitan hati seseorang terhadap sesuatu sihingga ia mau melakukan sesuatu untuknya. [1]
Maka cinta kasih adalah tanda kehidupan spiritual dalam aqidah orang mukmin dalam kehidupan udara Islami, dalam agama, keluarga, kelompok, sosial dan bangsa. Tiadalah sesuatu yang menggembirakan orang-orang, seperti bergembiranya dengan kalimat cinta. [2]
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm menyebutkan, bahwa dalam cinta itu yang terutama adalah memberi, bukan menerima. Memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang penting adalah memberi hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Dalam pengasuhan, contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu kepada anaknya; bagaimana cinta seorang ibu dengan rasa cinta kasih mengasuh anaknya sepenuh hati.
Dalam bukunya Di Samping Cinta, Dr. Frank S. Caprio menyatakan bahwa cinta hanyalah suatu perasaan. Cinta dapat datang dan pergi. Seringkali anda memilikinya, seringkali tidak. Anda tak dapat berbuat apapun terhadap cinta. Inti pokok cinta bersifat timbal balik. Dalam cinta sejati selalu ada kesungguhan untuk membangun hubungan cinta yang ideal dan mewujudkan kehidupan yang terbaik.
Cinta bukanlah terutama hubungan dengan seseorang tertentu. Cinta adalah sikap, sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan, bukan menuju sesuatu obyek cinta. Jika seorang pribadi hanya mencintai satu pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap sesamanya yang lain, cintanya bukanlah cinta, tetapi ikatan simbolik atau egoisme yang diperluas.
Tetapi menyatakan cinta adalah suatu orientasi yang menunjukkan pada segalanya dan bukan kepada salah satu hal saja. Hal itu tidak berarti bahwa tidak ada perebdaan diantara tipe-tipe cinta berdasarkan obyeknya. 
Di dalam bukunya Habib Mustopo ada beberapa tipe-tipe cinta :
a.      Cinta Persaudaraan  yaitu cinta diantara sesama, tetapi sungguh baik sebagai sesama, kita tidak selalu “sama” sejauh kita bersifat manusiawi, kita semua membutuhkan bantuan.
b.      Cinta keibuan yaitu penguatan tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak. Penguatan hidup anak mempunyai 2 segi, pertama ialah perhatian dan yang kedua tanggung jawab yang mutlak perlu demi pemeliharaan anak dan petumbuhannya.
c.      Cinta erotis berbeda dengan kedua tipe cinta diatas, cinta erotis adalah peleburan , penyatuan dengan seorang pribadi lain, cinta ini tidak bersifat universal.
d.      Cinta diri sendiri menurut Meister Eckhtart tentang topik ini: jika engkau mencintai dirimu maka engkau mencintai diri setiap orang lain, jika engkau mencintai semuanya sama, maka engkau mencintai mereka sebagai satu pribadi.
e.      Cinta terhadap Allah : bentuk cinta akan allah tidaklah berbeda kalau bicara mengenai psikologi. Cinta itu berasal dari kebutuhan untuk mengatasi keterpisahan, untuk mencapai penyatuan, Di dalam agama, Allah adalah mempunyai sifat tertinggi, kebaikan yang di dambakan,dari sebab itu Allah tergantung pada apa yang paling didrindukannya oleh semua pribadi. kebaikan  cinta adalah rahmat, sikap religius adalah memeliki iman terhadap rahmat ini dan membuat diri kecil dan berdaya.[3]



[1]Djoko Widagdo, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm. 83.
[2]Lely Risnawaty Daulay, Ilmu Budaya dan sosial Dasar, (Medan : IAIN Press, 2002), hlm. 97.
[3]M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1989), hlm. 77-79

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق